PT Multi Terminal Indonesia

  Jl. Pulau Payung No.1 Tanjung Priok Jakarta

  Surabaya Branch : Jl. Perak Barat No.323A Surabaya

Saingi Malaysia, Anak Usaha Pelindo II Garap Halal Hub Port

26

Okt

2015

JAKARTA--PT Multi Terminal Indonesia (MTI), anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2016.


Toto Dirgantoro, Komisaris Utama PT Multi Terminal Indonesia (MTI), menjelaskan perusahaan berkomitmen untuk mendorong Pelabuhan Tanjung Priok sebagai Regional Halal Hub Port yang nantinya berlokasi di Jalan Bangka No. 1 Tanjung Priok."Pelabuhan halal ini direncanakan selesai pada akhir tahun 2015 dan mulai dioperasikan pada awal tahun 2016 melalui kerja sama dengan MUI sebagai lembaga sertifikasi halal," ujar Toto, Kamis (22/10).


Rencananya, fasilitas ini dilengkapi dengan gudang seluas 6.624 m2 dan lapangan seluas 33.236 m2. Untuk investasi tahap awalnya pada 2016, MTI menganggarkan sekitar Rp 8 miliar. Menurut Toto, perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang terlalu besar karena infrastruktur dasar dan lokasi sudah ada, hanya tinggal melakukan penguatan sistem IT penunjang Halal Hub Port ini. Nantinya, lanjut Toto, Halal Hub ini dimaksudkan sebagai transit area (logistik berikat) untuk produk-produk dari negara-negara non-muslim dengan tujuan negara-negara mayoritas muslim dan juga untuk distribusi dalam negeri.Selain itu, pelabuhan halal ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian kepada masyarakat muslim dalam pemenuhan kebutuhan logistik produk halal.


"Dari segi potensi pasar, Toto melihat Halal Hub cukup menjanjikan," tegasnya. Berdasarkan data Thomas Reuters dalam State of The Global Islamic Economy 2013, total pengeluaran global untuk konsumsi muslim dari sektor makanan dan life style mencapai US$1,62 triliun pada tahun 2012. Jumlah ini diprediksi masih akan meningkat mencapai US$2,47 triliun pada tahun 2018. Indonesia sendiri, papar Toto, menempati peringkat pertama dengan total pengeluaran sebesar US$197 milyar atau sekitar 18% dari total pengeluaran global untuk sektor makanan. "Dari data tesebut dapat dikatakan bahwa industri makanan halal merupakan industri non-keuangan syariah yang potensial di Indonesia," ujarnya.


Dalam perdagangan internasional, selama ini, segmen produk halal menawarkan peluang Indonesia dalam meningkatkan devisa dan pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat kepercayaan yang tinggi oleh negara-negara mayoritas muslim terhadap produk-produk halal melalui Indonesia. Intinya, Toto menegaskan peluang bisnis yang cukup besar pada usaha halal hub yang belum digarap secara optimal selama ini, perlu segera ditangkap oleh Indonesia, yang mayoritas penduduk muslim. "(Selain itu), Saat ini (Indonesia) belum memiliki Halal Hub Port untuk distribusi dalam negeri, ekspor dan transshipment,” kata Toto yang juga menjabat sebagai Ketua Depalindo.


Di Asean, sejumlah negara yang telah menangkap peluang bisnis ini dan memiliki Halal Hub Port yang terintegrasi a.l. Malaysia, Australia, Belanda, dan Selandia Baru. Selama ini, menurutnya, produk-produk ekspor dari negara non-muslim tujuan Timur Tengah dan sekitarnya mendapat sertifikasi halal melalui halal hub yang berada di Malaysia. “Northport Malaysia sudah memulai halal hub port, padahal Indonesia lebih punya potensi karena Indonesia negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia,” ujarnya. Dengan adanya fasilitas ini, Toto mengungkapkan arus dan volume barang di pelabuhan menjadi lebih pasti dan terjamin karena ada kepastian standarisasi halal.



- sumber (Bisnis.com) Editor : Linda Teti Silitonga

« prev next »

Share